Judul
Buku : Break A Leg
Penulis : Umi Astuti
Negara : Indonesia
Genre : Cinta, Sosial, Persahabatan
Halaman : 316 Halaman
Tahun : 2018
Penerbit : Namina Books
Hallo
temans, i am back!
YEAY!!!!
AKHIRNYA!!!
Oh
iya, sebelum lebih lanjut. Kita buat peraturan dulu yah, dalalm buku ini kata ‘saya’
akan diganti menjadi ‘gue’ karena ada beberapa alasan khusus yang sepertinya
terlalu bodoh untuk dibagikan.
Yuk,
cus! Kita mulai.
Sebenarnya
ini adalah novel teman gue. Maksudnya, yang nulis novel ini adalah teman
gue (semoga gue dianggap teman juga sama
dia).
Umi
Astuti ini adalah salah satu penulis novel baru yang bukunya sejak awal tahun
ini sudah mejeng di Gramedia di deretan buku yang baru rilis. Walaupun
terhitung baru dalam Gramedia, tapi dalam dunia Wattpad nama dia sudah bukan
barang baru. Followersnya banyak, yang komen apalagi.
Udah
ah. Ini gue mau serius review.
Buku
ini menceritakan tentang Angesti wanita yang bekerja di salah satu stasiun TV
swasta, nyaris hopeless karena sudah
memasuki usia 28 tahun belum juga punya gandengan. Sebenarnya lebih tepat calon
suami idaman. Akhirnya berbekal cerita temannya yang baru saja pulang dari KPI
karena program mereka dapat teguran, Angesti memberanikan diri untuk menyapa ‘topik
pembicaraan’ mereka itu lewat twitter AND YEAH! GAYUNG BERSAMBUT, MAS KPI
MEMBALAS. Walaupun tidak terhitung mulus awalnya.
Lalu
akhirnya Angesti dan Mas KPI yang belakangan ini namanya diketahui sebagai
Farhan memasuki tahap perkenalan yang luar biasa penuh liku dan perjuangan
namun berakhir indah dengan pernikahan.
Gue
pernah baca sekitar dua bab novel ini versi Wattpad, tapi nggak selesai-selesai
karena gue ngga kuat baca tulisan banyak di handphone.
Terus sempat juga berharap akan terbit bukunya dan ternyata jadilah bukunya
ini. Sekarang jadi lebih nyaman dibaca.
Pertama!
Tokoh yang dihadirkan oleh Umi itu kuat. Apalagi tokoh Farhan dengan segala
kaku, dingin dan entalah-nya itu. Tapi menjadi begitu sempurna lewat
kalimat-kalimat yang keluar begitu saja dalam dialognya dia. Bahkan dia menjadi
tokoh yang kalau dalam satu bab nggak ada dia rasanya kurang puas. Hadir dengan
segala kesempurnaan dari ujung kaki sampai kepala. Gue sampai bilang dalam hati
“Bodoamat lu kaku. Bodoamat lu susah dideketin, keras macam batu. Irit ngomong
dan segala ketidakmampuan lu dalam berkomunikasi. Gue tetap sayang sama lu
Farhan. Titik”. See? Segitu cintanya gue sama si Farhan. Terus ada sosok Angesti. Slay more than ever! Menyapa duluan lewat media sosial dan begitu
berani memulai ‘menggoda’ gue rasa adalah sebuah kemajuan besar dalam mental
pemburu pasangan di Indonesia. Lewat dia juga gue akhirnya menjadi yakin bahwa
kalau kita nggak mulai duluan dan terus menunggu yah mana bisa.
Kedua!
Siklus persahabatan idaman. Setiap orang ingin punya lingkungan persahabatan
yang bisa diajak untuk berdebar, marah-marahan, saling dukung atau berbuat
konyol. APALAGI NYAMPAH DI GRUP, yang bagi sebagian orang itu masalah. Namun
bagi gue sebagai pembaca yang ikut masuk dalam cerita ini diam-diam menjadi
ingin grup yang gue ikuti menjadi berisik seketika, karena untuk apa ada grup
kalau tak saling sapa. Setiap karakter sahabat yang dihasilkan menjadi begitu
nyata dan seperti punya ciri khas masing-masing yang kalau misalnya hadir
secara nyata, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya langsung bisa menebak
ini siapa.
Ketiga!
INI NOVEL CINTA GUYS. Buat para pemuja kisah cinta penuh sentuhan dan kasih
sayang kinyis-kinyis kalian, gue dan kita semua harus cukup menelan ludah dan
buat imajinasi sendiri. Karena, sepanjang baca novel ini sisi sentuhan pasangan
tidak terlalu banyak dihadirkan. Hanya tiga atau empat momen dimana hal itu
terjadi juga karena unsur kedua tokoh utama saling membutuhkan. Misalnya
dipeluk dan memeluk, mengusap pipi, memegang lengan. Jadi buang jauh-jauh
segala konsep laki-laki pendiam yang hardcore
karena pemeran utama pria dan wanita terlalu sopan dalam buku ini. Bahkan
setelah nikah pun, kebanyakan jalan cerita yang hanya soal dialog-dialog mereka
di tempat tidur. Ceritanya pillowtalk
before bed. Tapi gue suka lagi, gimana dong. Sepertinya ekspektasi gue
diumur segini terlalu tua. Mohon maaf. Sekian.
Keempat!
Keluarga. Siapapun ingin punya keluarga seperti Angesti. Serius yang dibuat
menjadi begitu santai. Gimana yah? Segala sesuatu dibawa tanpa harus main adu otot jadinya segala
sesuatu menjadi santai. Belum lagi mereka yang begitu legowo anaknya di usia
yang nyaris 30-an belum punya pasangan. Ini patut sekali dicontoh. DEMI APAPUN,
karena sebagai pengagum paham ‘NIKAH ITU BUKAN PERLOMBAAN’ gue rasa kedua
orangtua Angesti hadir sebagai jawaban yang tepat.
Kelima!
KERELAAN. Membahas soal ini gue harus serius temans. Beberapa kali dalam cerita
ini gue menemukan makna sebenarnya dari sebuah kata rela. Kita harus rela pacar
nggak mau kenalin kita dengan keluarga yang berujung pada sakit hati dan
hubungan yang berakhir. Kerelaan untuk terus memendam amarah demi menghindari
pertengkaran antara kita dengan pasanga. Kerelaan untuk melepas anak tercinta
jadi milik orang. Serta kerelaan secara LAHIR DAN BATIN untuk mengikuti
keinginan suami tercinta (kalian akan tahu part ini dan jujur gue galau berat
baca part ini, anjay).
Keenam!
Terlepas dari siapa penulisnya, dia teman gue atau bukan. Bagi gue pribadi ini
sebuah karya yang luar biasa dan patut diakui. Ceritanya berjalan dengan begitu
mulus, tiap bab nya hadir dengan jalan ceritanya sendiri dan punya banyak
kejutan tapi tak bisa lepas begitu saja dari cerita sebelumnya. Semua tokoh
mengambil peran yang begitu pas dalam setiap jalan cerita dan tentu saja ilmu
soal pertelevisian dan juga dunia tegur menegur via amplop cokelat itu akan
hadir secara nyata dalam cerita ini. Menurut gue, penulis berhasil mengajak
pembaca untuk main dan masuk serta menyelami betapa misteriusnya seoran Farhan
dan kehidupan yang rasanya berbeda dengan Angesti yang semuanya serba SPONTAN.
SUKA
GUE SAMA JALAN CERITANYA. NGGAK BUAT NGAMBEK.
Sekian
dulu review buku dari gue kali ini. Novel ini masih bisa kalian temui di
Gramedia karena menurut pantauan gue beberapa minggu lalu, novel ini masih ada.
So, buat yang suka jalan cerita cinta yang tak mainstream dan penuh dengan kejutan. Silahkan beli dan rasakan
sensasi misterius itu.
Good
job, Umik!
Untuk
kalian yang sekedar ingin cerita atau berbagi informasi mengenai buku atau
apapun itu bisa langung hubungi gue via Instagram : @akumeylisa dan Facebook :
Meylisa Sahan.
Jangan
lupa baca buku hari ini.
Salam
sayang,
Meylisa
Sahan
Comments
Post a Comment