Hallo guys, apa kabar?
Sehat kan yah? Harus dong.
Oke. Hari ini aku
kembali untuk memerikan review
tentang web drama Indonesia yang berjudul The
Publicist.
Sebelum lebih lanjut,
aku mau mengingatkan bahwa tulisan yang aku buat ini berdasarkan hasil
pengamatan ku pribadi, jadi kalian boleh setuju boleh juga nggak.
Selamat menyimak J
The Publicist adalah
salah satu web drama Indonesia yang tayang di aplikasi VIU, buat yang suka
nonton K-Drama pasti tahu aplikasi ini. Sebenarnya drama Indonesia ini bukan
yang pertama, karena sebelumnya sudah ada dua drama Indonesia yang juda tayang
di VIU.
Well,
drama Indonesia The Pulisict ini
menceritakan mengenai pertemuan tidak sengaja yang terjadi antara Julia Tanjung
(Prisia Nasution) yang berprofesi sebagai seorang image consultan yang menangani masalah seorang artis bernama
Reynaldi (Adipati Dolken) yang merupakan mantan narapidana kasus narkoba.
Awalnya semua berjalan tidak begitu mulu karena bagi Julia upaya untuk
memperbaiki citra Rey sudah begitu sulit. Rey juga yang merupakan sosok yang
sangat “keras” menganggap bahwa bantuan Julia juga bukan apa-apa bagi dirinya.
Perbaikin citra ini akhirnya disetujui oleh Julia dan Rey karena permohonan
dari manajer Rey yaitu Erika (Poppy Sovia) dan Javier (Reza Nangin). Lalu,
kegiatan dan langkah demi langkah mereka lewati untuk memperbaiki citra Rey
agar bisa kembali menjadi aktor. Jalan yang berliku namun akhirnya membuahkan
hasil dan juga cinta yang terjalin antara Rey dan Julia serta Robert (Baim
Wong) yang merupakan sahabat Julia dan juga partner kerjanya. Cinta segitiga
yang akhirnya sampai akhir menemukan jalannya sendiri.
Seru kan? Nah, untuk
tahu lebih jelasnya kalian bisa langsung tonton drama nya di VIU yah J
Oke, time to review.
Sebagai seorang
penikmat film, bagi saya drama ini merupakan salah satu wajah baru dan calon
wajah masa mendatang di dunia film bahkan sinetron Indonesia. Ini terobosan
baru yang patut kita sambut hangat.
Pertama, episode.
Mengusung 13 episode bagi saya drama ini mampu menyampaikan setiap pesan yang
ada tanpa harus dibumbui dengan banyak adegan atau jalan cerita yang tidak
penting. Mungkin bagi sebagian orang, jumlah episode yang sedikit akhirnya
membuat pertanyaan apakah drama ini mampu menyajikan semua pesan yang ada? Dan
jawabannya iya. Walaupun mungkin dari segi perkenalan tokoh lewat tayangannya
kita akan tahu akan dibawa kemana jalan ceritanya bahkan siapa akan jadi dengan
siapa sudah tergambarkan. Hanya jalan cerita yang padat, konflik yang muncul di
tiga tokoh utama juga terasa begitu ada, ditambah bubu percintaan yang bisa
bikin greget tersaji secara lengkap dalam 13 episode ini. Walaupun banyak juga
yang memberikan tanggapan bahwa jumlah episode seperti ini seperti mencontoh
jumlah episode kebanyakan K-Drama. Tapi bagi saya, itu baik-baik saja. Selagi
hal baik yang dicontoh kenapa tidak. Lagian bagi saya juga, di zaman yang serba
modern ini isi cerita yang tidak terlalu bertele-tele dan cendrung membosankan
sudah tidak terlalu diminati. Mari kita buat itu menjadi lebih sederhana.
Kedua, tokoh. Entah
kenapa dari awal mengikuti drama ini saya benar-benar jatuh cinta dengan sosok
Robert. Dia hadir dengan segala kesempurnaan bagi saya, walaupun ujung-ujungnya
dia diposisikan dalam keadaan serba rumit. Kita bisa merasakan sisi egois dalam
cinta seorang Robert kepada Julia. Lemah tapi ada. Saya bilang begini karena
ketika bagian Robert menyatakan ingin menikahi Julia, namun ternyata ada alasan
politik dibalik itu sepertinya sedikit menganggu saya. Tapi jelas, saya harus
beri dua jempol untuk Robert apalagi matanya. Entah kenapa ketika mulutnya
bicara, mata dan mimiknya juga ikut membicarakan itu. Baim Wong hebat dalam
memvisualisasikan sosok Robert yang susah dijelaskan itu menjadi nyata
#timrobert. Selanjutnya, adalah Reynaldi. Orang ini selalu bikin kacau suasana,
tapi akhirnya menunjukkan cintanya dengan caranya sendiri. Dia selalu punya
cara untuk bisa masuk ke dalam hati Julia. Adipati memang begitu bagus dan
cocok memerankan sosok Reynaldi yang kasar dan keras, sedikit brutal tapi punya
hati yang begitu lembut. Untuk beberapa kali saya merasa dia begitu mencintai
Julia dengan semua kesederhanaan dan kekurangannya. Matanya juga sangat
berbicara dalam perannya. Part favoritnya adalah ketika dia memergoki Julia dan
Robert sedang membahas pekerjaan di apartmen Julia di Jepang. Kasar, tapi
kalimatnya menusuk hahaha. For next, our
queen. Julia Tanjung wanita karir banget. Mulai segi baju, cara dia jalan
semuanya pas sekali dengan wanita karir zaman sekarang. Prisia bagi saya
memerankan perannya sebagai seorang image
consultant yang ternyata memiliki gangguan rasa panik dengan baik. Serunya,
kalau dia panik itu dapat banget. Tangan gemetaran lah dan saya suka karena
make up nya tidak berlebihan. Sangat natural jadinya terlihat begitu bagus. Tapi
jauh setelah itu, saya menjadi kurang begitu suka (sedikit) dengan sosok Julia
yang terkesan memberikan harapan kepada Robert dan Rey walaupun dia tidak punya
maksud begitu. Ada beberapa adegan yang sepertinya membuat kita merasa dia
nyaman sekali dengan Robert, namun di sisi lain cintanya dengan Rey juga belum
hilang. Sebentar-sebentar suka Rey terus tolak. Habis itu balik lagi, suka lagi
pergi lagi dan sampai beberapa kali. Kalau jadi Rey, saya sendiri capek kali
yah? Hahahah, but well done Juls.
Ketiga, berani. Drama
ini harus diakui sebagai drama Indonesia berani yang yah ada beberapa adegan
yang tergolong jarang dan akan sangat susah untuk kita temui dalam sinteron
atau film lain pada umumnnya yaitu adengan ciuman dan adegan tidur bersama. Walaupun
tidak terlalu berlebihan bagi saya pribadi, toh adegan itu juga menjadi dasar
pembuktian cinta antara tokoh yang ada. Hehehehehe.....
Keempat, ilmu baru. Jelas
hal ini jangan sampai dilupakan karena sejatinya sebuah tayangan harus selalu
menyajikan hal atau edukasi bagi penontonnya. Lewat drama ini, kita akan banyak
tahu bahwa ternyata untuk mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat tidak
semudah yang dibayangkan. Mempertahankan saja sudah susah apalagi kembali
membangun setelah jatuh dan terpuruk. Drama ini menyajikan informasi bahwa
kebohongan publik dan branding image
itu beda-beda tipis. Bahwa tidak boleh menyalahgunakan itu semua secara salah
untuk mendapatkan atensi dari masyarakat luas. Lalu, dunia hiburan itu ternyata
butuh usaha dan kerja kerasa yang ekstra. Selalu akan ada yang lebih baik
diantara yang baik, tergantung bagaimana kita ingin meningkatkan kualitas diri.
Selanjutnya, citra diri juga ternyata berpengaruh terhadap seorang yang akan
terjun ke dunia politik. Dari awal sampai akhir, citra diri secara formal dalam
pekerjaan maupun secara non formal dalam dunia percintaan masih menjadi bumbu
utama dalam film ini. Mau pilih Rey apa Robert?
Kelima, lokasi. Selain
di Jakarta, drama ini juga mengambil lokasi di Jepang. Mata penonton juga akan
dimanjakan dengan beberapa potongan gambar keadaan di Jepang. Selain itu juga,
menurut saya pemilihan lokasi rumah, restoran, lalu tempat shooting bahkan rooftop sebuah gedung pasti juga akan
memberikan kesan tersendiri bagi kita sebagai penonton. Saya suka adegan ketika
Erika duduk di rooftop. Anginnya
pasti enak sekali, walaupun terik.
Keenam, sedikit lama.
Nah ini saya temukan dalam adegan saling tatap. Terlebih bagian Rey dan Julia
terkadang ada beberapa part yang adegan saling menatap itu terlalu lama dan
buat saya sendiri gemas hehehe, yah nggak sabar maksudnya.
Khusus untuk pertanyaan
akan jadi dengan siapakah Julia Tanjung, jawabannya bisa kalian simpulkan
sendiri. Bagi saya, yah hati yang sembuh dan sehat pasti akan menuju jawaban
yang benar.
Nah, sekian dulu review
dari saya yah. Jangan lupa saksikan drama Indonesia ini. Dukung dan berikan
apresiasi untuk satu lagi karya anak bangsa.
Terakhir banget, semua
orang pasti pernah melakukan kesalahan. Satu yang pasti, pilihan akan selalu
ada di tangan kita. Mau menetap bersama keterpurukan atau maju menuju kehidupan
baru yang lebih menjanjikan.
GOOD
JOB, TEAM!
Salam sayang,
Meylisayshn
Tapi gatau kenapa lebih suka Julia sama Robert:( lebih realistis
ReplyDeleteSama. Aku jg pengagum Julia dan Robert. Cintanya lebih dewasa yah walaupun ada unsur politiknya. Semacam lebih siap untuk berumah tangga dan saling isi saja. Btw, thanks for comment dan sorry karena telat balasnya.
Delete