Halo temans, back
again!
Seperti yang sudah aku
janjikan via instastories di Instagram pribadi bahwa aku akan upload review
film Dilan 1990 maka berikut ada hal yang perlu diperhatikan bahwa aku
memberikan review berdasarkan hasil pemikiran dan pengamatan aku sebagai orang
yang membaca novel Dilan dan menonton film Dilan. Jadi, ini mungkin akan
bersifat subjektif sekali.
So, here we go.
Film Dilan adalah salah
satu film yang masuk dalam wishlist
aku untuk ditonton tahun ini karena berangkat dari rasa ingin tahu apa hasil
membaca buku sama dengan filmnya. Film yang mengambil latar lokasi di Bandung
dan menceritakan tentang kisah cinta dua anak SMA Dilan dan Milea ini sukses
bikin baper. Walaupun ada yang bilang ‘gagal baper’ yah itu semua menurut saya
adalah pandangan orang lain yang juga merupakan hasil pemikiran mereka sendiri.
Khusus untuk film ini
saya tidak banyak memberikan spoiler tentang jalan ceritanya, yang jelas bagi
siapapun yang merasa tidak mengerti dengan jalan ceritanya silahkan baca
bukunya dulu lalu tonton filmnya.
Pertama, beberapa orang
diluar sana memberi tanggapan soal Iqbaal yang berperan sebagai Dilan. Ada yang
menganggap cocok ada juga yang menganggap kurang cocok bahkan tidak cocok sama
sekali, ini mungkin menurut saya (mungkin loh yah) karena ada sebagian orang
yang masih menganggap sosok Iqbaal bersama Coboy Junior dulu. Yah, memang hal
itu tidak bisa secara begitu saja dilepas, karena memang kenyataan yang ada
seperti itu. Bagi saya pribadi, ketika membaca tentu saja saya punya hasil
imajinasi dan interpretasi terhadap sosok Dilan. Itupun tidak bisa disalahkan
karena saya yakin setiap pembaca punya hasil pemikirannya itu sendiri. Nah,
ketika Iqbaal hadir menjadi sosok Dilan di film ini menurut saya ada sedikit
perbedaan sekitar 15 persen dari hasil imajinasi saya. Tapi, untuk 15 persen
itu tidak akan saya bahas mari kita fokus pada 85 persen yang ada. Iqbaal
menurut saya berhasil membawa sosok ‘nakal dan bad boy’ dalam film ini. Terbukti beberapa adegan seperti konvoi
motor dengan geng motornya dan juga ketika adegan berantem dengan Anhar sukses
buat saya kagum karena dia ‘laki’ banget. Serius! Saya juga suka dengan
beberapa adegan ketika si mata Iqbaal juga ikut berbicara dalam adegan ini,
sangat tulus. Apalagi adengan ketika Milea datang untuk mengajak dia pergi
karena tahu bahwa Dilan akan perang geng motor, nada suaranya yang seketika
menjadi rendah itu berhasil sekali buat penonton di bioskop tersenyum sampai
ada yang bilang ‘baper dah gue’. Inilah sisi yang bagi saya berhasil dihadrikan
Iqbaal. Well done Iqbaal. Walaupun kekurangan bagi saya selalu ada hehe ketiga
adegan telfon bersama Milea bagian Iqbaal tertawa di telfon its sounds weird. Mungkin karena tidak
lucu terus kita harus adegan tertawa dan yah lumayan susah.
Kedua, Milea yang
diperankan oleh Vanesha. Menurut saya, Vanesha juga mampu memerankan sosok Milea dengan baik dan seimbang dengan Iqbaal yang memerankan Dilan. Juteknya dapat
dan mimik muka sebel dengan pacarnya yang di Jakarta si Beni itu juga dapat
sekali. But to be honest ketika baca novel
Dilan, sosok Milea adalah yang paling susah saya ciptakan dalam imajinasi.
Maksud saya, yah saya tidak punya karakter wajah yang menurut saya mendekati
sosok Milea tapi ketika Vanesha muncul saya rasa cukup memuaskan imajinasi
saya. Milea yang diperankan oleh Vanesha juga begitu menghibur dan adegan
favorit saya dari tokoh ini adalah ketika membentak Beni yang berbicara kasar
terhadapnya serta adegan ketika dia minta Piyan untuk bilang ke Dilan kalau dia
tak ada hubungan apa-apa dengan Nandan. Kekurangannya menurut saya ada beberapa
adegan tertawa (lagi) yang sepertinya masih susah untuk diciptakan, jadi
kesannya masih weird. Tapi its okay, film sudah berjalan and you
doing great!
Ketiga, ikatan. Iqbaal
dan Vanesha punya ikatan yang kuat di dalam film bahkan di luar film dan inilah
yang membuat saya yakin kalau film ini akan sukses. Kalian bisa cari BTS nya di
Instagram dengan hastag atau akun official sekalipun, lalu manjakan mata kalian
dengan betapa mesranya kedua sosok ini. Bagi saya pribadi, mereka berdua pantas
memerankan karakter ini karena sesuai dengan umur mereka jadi adegannya
berjalan natural dan apa adanya.
Keempat, bertabur
bintang. Gila sih ini, film ini sumpah sempat membuat saya bergumam di bioskop
‘gila cantik dan ganteng semua yah pemerannya’ dan ini serius. Kalian yang mau
memanjakan mata dengan aktor and aktris muda Indonesia film ini adalah salah
satu yang membantu.
Kelima, jalan cerita.
Mungkin ada beberapa orang yang sangat paham dalam cerita ini dan sampai
akhirnya suasana nonton menjadi terganggu karena mereka sibuk dan ribut
menceritakan adegan Dilan ketika film lagi diputar (saya kesel sebenarnya).
Memang ada beebrapa bagian dari buku yang tidak semuanya masuk ke dalam film
dan untuk hal ini tolong pahami bahwa film itu punya batasan yaitu durasi.
Selanjutnya, bagi saya sendiri jalan cerita di buku yang sebegitu luar biasa
akan sedikit susah untuk semuanya dikisahkan dalam film. Makanya saya
menyarankan untuk membaca dan menonton biar kebutuhkan informasinya dapat.
Film Dilan 1990 yang
diadaptasi dari novel pertama karya Pidi Baiq ini sukses meraih jumlah penonton
dengan angka fantastis dan juga euphoria yang luar biasa. Sebagai yang pernah
membaca dan akhirnya menonton tidak ada kata penyesalan atau merasa tidak puas
karena menurut saya versi audiovisualnya sudah cukup memberikan kesan kepada
saya. Selanjutnya bagi saya, versi dan tingkat kepuasan kan berdasarkan dengan
bagaimana kita melihat film dan buku Dilan ini jadi kalau memang hasilnya tidak
sama dengan orang lain its okay.
Last
but not least, saya semakin bangga dengan film-film
Indonesia. Sampai jumpa di film Dilan 1991.
Salam sayang,
Meylisayshn
Ps. Nama Pemain
Film Dilan 1990
Dilan (Iqbaal
Dhiafakhri Ramadhan)
Milea (Vanesha
Prescilla)
Wati (Yoriko
Angelina)
Rani (Zulfa
Maharani)
Kang Adi (Refal
Hadi)
Piyan (Omara
Esteghal)
Susi (Stefhanie
Zamora)
Akew (Gusti
Rayhan)
Anhar (Giulio
Parengkuan)
Nandan (Debo
Andryos Aryanto)
Beni (Brandon
Salim)
Disa (Dara JK48)
Comments
Post a Comment