REVIEW BUKU : Konspirasi Alam Semesta - Fiersa Besari



Judul Buku      : Konspirasi Alam Semesta
Penulis             : Fiersa Besari
Negara             : Indonesia
Genre              : Cinta, Sosial, Persahabatan
Halaman          : 235 Halaman
Tahun              : 2017
Penerbit           : Mediakita

Hallo temans, i am back (again)!

Kali ini saya akan kembali memberikan review buku Fiersa Besari. Buat yang belum tau siapa itu Fiersa Besari, boleh langsung buka review saya sebelumnya.

Oke? Mari kita mulai.

Jujur, buku Konspirasi Alam Semesta adalah buku yang pertama kali saya beli dan baca. Padahal menurut beberapa teman-teman saya, seharusnya Garis Waktu yang saya baca duluan.

Nah, akhirnya saya membeli buku Garis Waktu lalu membacanya. Sebenarnya menurut saya bukan urutan yang menentukan seberapa pahamnya kita akan cerita dalam buku tersebut, walaupun sebenarnya ini penting. Bagi saya kedua buku ini memang punya keterkaitan satu sama lain. Jadi, kalau mau dibaca secara terpisah juga sebenarnya tidak akan menjadi masalah.

Yah, seperti itulah pembelaan saya yang ternyata paham-paham saja akan jalan cerita buku tersebut. Tinggalkan basa basi ini.

Pertama, seperti tulisan saya di review sebelumnya bahwa jalan cerita yang dihasilkan begitu intim dengan pembaca. Ini kembali saya rasakan ketika membaca tulisan Fiersa di buku keduanya. Walaupun model ceritanya berbeda yah. Buku pertama itu semacam tulisan-tulisan singkat, sementara buku kedua ini berupa novel yang mengusung tokoh utama Juang Astrajingga dan Ana Tidae.

Kedua, tokoh. Serius, pas pertama kali baca nama Ana Tidae saya sedikit kesusahan untuk menghadirkan bentuk Ana dalam pikiran saya. Menciptakan tokoh Ana itu agak sedikit sulit. Namun, yang akhirnya saya bangun dalam pikiran saya seorang wanita bertubuh mungil, matanya cokelat terang, rambutnya sebahu, senyumnya manis dan tentu saja punya kekuatan untuk menarik perhatian lawan jenis dengan kecerdasannya. Soal Juang, ah! Tentu saja masuk dalam daftar 10 besar laki-laki seksi dalam novel versi Meylisa Sahan. Kuatnya sosok Ana dan Juang rasanya akan menjadi terlalu berlebihan kalau saya ungkapkan. Tapi, serius mereka campur menjadi satu dan itu kuat sekali. Juang yang begitu keras kepala namun sepaket dengan otaknya yang cerdas, cool, punya kemauan keras dan peduli dengan hal-hal mengenai kemanusiaan sepertinya mampu membuat perempuan menjadi tergila-gila. Susah loh, mencari laki-laki seperti ini zaman sekarang. Ana juga hadir sebagai angin segar bagi saya. Dia mampu memahami sisi misterius seorang Juang. Mampu masuk ke dalam kehidupan Juang yang ternyata bukan hanya soal mereka berdua saja. 

Ketiga, ini bukan hanya soal cinta. Tentu saja! Buku ini juga kembali bercerita mengenai keluarga, harapan, cita, cinta tanah air dan masih banyak lagi. Konflik cinta yang dihadirkan tidak berlebihan dan tidak lemah juga menurut saya. Cinta yang mabuk kepayang juga. Menggebu-gebu dan sepertinya dalam buku ini penulis seperti sangat leluasa untuk menggambarkan suasana yang hadir dalam setiap adegan cerita dalam buku ini.

Keempat. Sebagai orang yang mengamini paham ‘Love at the first sight’ merasa cocok dan sampai macam orang gila karena buku ini. Buku ini semacam membawa angin segar untuk saya bahwa sebenarnya untuk bertemu dengan pasangan hidup tak selamanya harus lewat basa-basi yang lama, dikenalkan oleh teman atau terlibat dalam sebuah kegiatan bersama. Saya suka bagaimana penulis menciptakan keadaan ketika Juang langsung jatuh cinta pertama kali dengan Ana.  

Kelima, khusus Juang! Oh Tuhan, tolong laki-laki seperti dia ini diproduksi lebih banyak di dunia ini. Menunjukkan cinta bukan dengan bunga, kata-kata manis atau apapun yang biasa. Tapi lebih kepada cara dia memperlakukan pasangan. Dia menjadi diri sendiri begitu menyampaikan rasa cinta nya kepada Ana. Manis, sungguh manis.

Keenam. NGAMBEK! Ini serius. Saya sebenarnya sampai sekarang ngambeknya bukan main sama buku ini. Sempat saya mogok baca selama tiga hari karena begitu menyesal dan mengutuk jalan cerita yang tidak sesuai harapan saya. Pertanyaan kenapa, kenapa, kenapa dan kenapa terus hadir di kepala saya. Sampai akhirnya, saya menjadi kembali ingat bahwa perjumpaan itu sepaket dengan perpisahan. Saya hanya harus siap. Ini juga yang terjadi dalam buku ini. Walaupun perpisahan yang begitu mendadak. Tapi, begitu membekas. Semoga tenang dia di alam sana.

Well, temans! Itu dia tadi review aku mengenai buku Konspirasi Alam Semesta. Judul buku yang menarik. Jalan cerita yang apik dan banyak pesan kemanusiaan di dalamnya. Larut, hanyut, sebel, greget dan senyum-senyum sendiri.

Buku ini juga masih bisa dengan mudah kalian temukan di toko buku offline atau online. Sangat banyak juga yang mengagumi karya Fiersa Besari ini. Baca dan rasakan apa yang coba saya sampaikan dalam review ini.

Salam sayang,
Meylisa Sahan (@akumeylisa_)

Ps. Mba Ana Tidae, saya juga ingin punya suami seperti Juang. Bantu saya dengan doa yah, atau mungkin kita bisa bertemu?

Comments