Judul
Buku : Kenanga
Penulis : Oka Rusmini
Negara : Indonesia
Genre : Cinta, Keluarga, Pilihan Hidup,
Konflik, Budaya
Halaman : 227 Halaman
Tahun : 2017
Penerbit : Grasindo
Hallo
temans! Apa kabarnya? Semoga baik-baik saja yah ....
Oke,
akhirnya bisa review buku lagi setelah banyak drama yang harus aku lalui wkwk.
Btw,
SEMANGAT UNTUK SEMUA ATLIT INDONESIA YANG SEDANG BERJUANG DI ASIAN GAMES 2018!
SEMANGAT KESAYANGAN AKU SEMUANYA! *kiss*
Jadi,
kali ini aku akan memberikan review sebuah buku yang kebetulan aku temukan di
deretan buku murah di Gramedia Kupang beberapa waktu lalu. Sebelumnya perlu
kalian tahu, aku termasuk orang yang suka membeli buku yang tidak terlalu
booming. Ini karena aku penasaran ajah kenapa sampai tak booming dan tidak
disukai tapi sampai sekarang semua buku yang tidak laris ceritanya juga bagus
kok dan berhasil bikin baper. Jadi, yah sebenarnya untuk tahu kualitas sebuah
buku yah kalian harus membacanya.
Buku
Kenanga ini punya sampul yang bagus. Dari sampulnya saja, sudah menggambarkan
sosok wanita Bali, karena kebaya dan selendang yang diikat ke pinggang. Cukup
ramai memang sampulnya tapi tidak sampai terganggu karena perpaduan warna yang
baik. Sampul belakangnya bisa membantu kalian untuk tahu secara garis besar
bagaimana jalan cerita ini.
Buku
ini menceritakan tentang seorang perempuan Bali bernama Kenanga yang punya
segudang impian akhirnya harus mengalah dengan keadaan ketika dia hamil diluar
nikah oleh laki-laki yang merupakan suami dari adiknya sendiri. Bukan salah dia
sih, mereka saling cinta tapi terhalang ajah gitu. Akhirnya berujung pada
beberapa adegan kehidupan yang rumit dan sulit. Pada akhirnya juga kehidupan
dalam buku ini bukan hanya berpusat pada dia tapi pada semua orang di
sekitarnya. Melelahkan memang! Sejujurnya buku ini tingkat kesulitannya patut
diperhitungkan karena cukup sulit bagi aku. Perlu waktu yang lumayan lama untuk
baca, mencerna sampai akhirnya mengerti ceritanya seperti apa. Aku suka baca
buku ini karena secara tidak langsung, sebagai pembaca aku memahami budaya Bali
yang sangat kental dalam buku ini. Lewat buku ini, aku akhirnya paham bahwa
kasta itu berpengaruh bahkan dalam tingkatan kasta juga ada bagiannya lagi.
Belum lagi beberapa istilah dalam tingkatan panggilan misalnya Om dipanggil apa
dan sebagainya. Wang Jero sih yang paling aku ingat. Terus untuk memanggil diri
sendiri diganti dengan kata Tiang. Seru kan?
Alur
cerita yang ditawarkan dalam buku ini adalah alur maju mundur sehingga beberapa
cerita terkesan campur aduk gitu, jadi sebagai pembaca harus bisa segera paham
jalan ceritanya seperti apa. Perpindahan latar waktu dan tempatnya juga
terkadang sedikit nanggung tapi secara keseluruhan aku menikmati jalan cerita
ini. Hanya yang membuat aku merasa kurang pas (sekali lagi) bukan karena typo
atau kalimat yang seharusnya dilontarkan tokoh ini malah terbalik, bukan karena
itu tapi karena akhir cerita yang tanggung dan belum jelas bagaimana nasib ini
dan itu.
Setiap
tokoh yang berperan dalam cerita dalam novel ini punya andilnya masing-masing.
Ada saja karakter yang memang diciptakan untuk membuat satu sama lain menjadi
rusuh. Kalimat yang tercipta dalam karakter jahat juga menjadi luar biasa
ketika dibaca. Tokoh favorite aku dalam buku ini adalah si tokoh utama Kenanga
yang kurang lebih punya sisi yang hampir sama dengan aku (?) terus ada Mahendra
yang diceritakan sebagai pria cerdas yang masih pilih-pilih pasangan karena
belum merasa cocok sampai akhirnya cinta datang. Belum lagi Kemuning yang
sabarnya luar biasa! Cinta yang tak pernah habisnya bahkan sampai meninggal
dunia, sungguh pada saat baca itu aku merasa WOW karena siapa manusia di bumi
ini yang bertahan bertahun-tahun dalam satu rumah dengan pria yang dicintainya
tapi tak pernah bisa bersatu hanya karena status. Gila!
Aku
jadi penasaran pingin sekali ikut acara atau ritual Bali, yang mana anak
perempuan disana wajib untuk paham cara membuat persembahan dan sebagainya.
Tentunya hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk upacara adat. Ah suatu saat
nanti!
Pesan
moral dalam buku ini banyak sekali bahwa sebagai anak terkadang kita merasa
sudah terlalu super untuk tidak patuh atau mendengarkan apa yang disarankan
oleh orang tua kita. Orang tua juga tak selamanya benar dalam mementukan jalan
kehidupan seorang anak. Mungkin saja tujuannya baik hanya tak selamanya begitu.
Segalanya perlu perhitungan dan segalanya perlu pemikiran yang matang. TENTU
YANG PASTI, CINTA HARUS DIUNGKAPAKAN!
Buku
ini aku rekomendasikan untuk kalian yang ingin mengetahui secara umum budaya
Bali, lalu bagaiman kira-kira hal yang mengenai kasta dan sebagainya. Selain
itu jalan cerita yang mengigit dan penuh konflik akan membawa sensasi on fire
terus selama kalian baca.
Nah
temans, sekian review dari aku. Semoga kalian suka dengan hasilnya. Jangan lupa
dibaca, komen dan share ke seluruh sosial media yang kamu punya. Klik tombol
subscribe di home dan kalian akan dapat notifikasi setiap aku update.
Salam
sayang,
Meylisa
Sahan (@akumeylisa_)
Comments
Post a Comment