REVIEW BUKU : Reruntuhan Musim Dingin - Sungging Raga




Judul Buku      : Reruntuhan Musim Dingin
Penulis             : Sungging Raga
Negara             : Indonesia
Genre              : Cinta dan Kehidupan
Halaman          : 204 Halaman
Tahun              : 2016
Penerbit           : Diva Press


Ketika senja memudar dan keduanya berpisah, beberapa hari kemudian mereka bertemu lagi. Dan mungkin saja cinta memang tersusun dari pertemuan-pertemuan, sebelum kemudian diruntuhkan,

Reruntuhan Musim Dingin, hal.67

Hallo temans, i am back! Apa kabar kalian semua? Harus sehat selalu yah!

Kalau kalian ada yang berteman dengan aku di instagram, pasti tahu betapa aku ingin update review ini ketika hujan deras di Jakarta, biar cocok gitu sama buku dengan judul dingin dan cuaca yang gloomy. Tapi setiap kali hujan, aku sedang tidak di depan laptop dan tidak memungkinkan untuk mengupload tulisan ke blog.

Jadi, yah sudah! Mari kita upload sekarang.

Buku ini terdiri dari 22 cerita pendek, yang kalau menurut aku lebih banyak bertemakan tentang cinta, senja, perpisahan tapi beberapa cerita memang membutuhkan nalar yang tajam dan pengetahuan kata-kata sastra yang baik, biar paham. Tapi, aku selalu berhasil dibuat kaget, tercengang di akhir cerita. Penasaran kan? Langsung beli bukunya, temans!

And now let’s jumped to the review

Jujur saja, aku beli buku ini karena judulnya yang ada unsur dingin-dingin gitu. Aku membayangkan akan membaca buku ini ketika lagi super galau dan sedang hujan di Jakarta, karena nggak mungkin tunggu salju kan. Imajinasi! Sampul bukunya menurut aku manis sekali, dengan latarbelakang warna putih dan ada gambar keranjang permen terus tulisan judul buku ini. Simple dan justru itu menarik perhatian aku.

Cerita ini dalam buku ini memang kompleks sekali. Dari judul mungkin banyak diantara kalian yang mengira buku ini akan banyak memabahas soal kisah cinta mainstream yang berujung pada patah hati ataupun akhir yang bahagia. Bisa dikatakan seperti itu, jalan cerita cinta yang disajikan seputar hal-hal demikian, tapi di setiap akhir cerita punya kesimpulan yang selalu ada plot twist-nya.

Ceritanya kadang rapat sekali, bahkan begitu menyentuh. Hebatnya semua kisah cinta dia ini anti mainstream. Bukan kisah cinta klasik membosankan yang akan ditampilkan dalam buku ini tapi sesuatu yang diluar dugaan pembaca. Berkali-kali sebagai pembaca aku diajak untuk menerka, menebak mencari tahu bahkan membuat kesimpulan sendiri kemana buku ini akan berujung. Ceritanya akan seperti apa, atau siapa sebenarnya tokoh-tokoh ini. Makna implisit selalu hadir di dalam ceritanya. Makanya kalau tidak mengerti awal ceritanya, maka susah untuk paham akhir ceritanya. Bagi aku, ini semacam sebuah soal yang sebenarnya kita sudah dapat clue nya di awal, kalimat akhir dalam setiap tulisan itu adalah pertanyaan yang jawabannya adalah kalimat pertama. Semoga kalian paham maksudku apa wkwk

Ada juga cerita tidak masuk akal dimana seorang perempuan meninggal, lalu berubah wujud menjadi seekor laba-laba dan menemui tokoh pria yang kebetulan dalam cerita itu sudah lebih dulu menjadi laba-laba. Bisa saja waktu itu aku bilang bahwa itu hanya cerita yang tidak masuk akal, tapi ternyata dibalik itu ada sebuah kesimpulan besar bahwa ketika kita jatuh cinta bahkan kita begitu rela meninggalkan diri kita yang dahulu, masuk melebur dengan lingkungan orang yang kita cintai.

Itulah sebabnya buku ini unik, semacam kalau lihat perempuan manis. Tidak serta merta kita merasa dia cantik, tapi lama kelaaman semakin dipandang, semakin diresapi kita tahu kalau perempuan itu lebih dari manis. Dan ini yang aku rasakan selama baca buku ini.

Di awal-awal kisah memang cukup sulit untuk mengangkap atau menyamakan ritme dengan gaya penulisan Sungging Raga apalagi ada beberapa bagian yang sepertinya sulit untuk dicerna. Butuh semangat ekstra, hanya sekali kita dapat flow nya, maka tulisan ini berubah menjadi begitu menarik.

Aku merokomendasikan buku ini untuk kalian baca disaat lagi liburan, atau sedang santai di akhir pekan sembari menikmati hari istirahat ditemani kopi atau cokelat panas. Lebih seru kalau baca buku pas hujan, sakitnya dapat.

Yang aku yakini sampai saat ini adalah, penulis punya beberapa memori indah di beberapa tempat dalam tulisan ini. Mungkin saja, beliau punya banyak kenangan antara kereta api dan senja. Bahkan nama Nalea yang selalu muncul dalam buku ini menjadikan sosok itu seakan-akan terus hidup di dalam imajinasi aku.

Good job! And I am totally obsessed with this guy.

Nah temans, sekian review dari aku. Semoga kalian suka dengan hasilnya. Jangan lupa dibaca, komen dan share ke seluruh sosial media yang kamu punya. Klik tombol subscribe di home dan kalian akan dapat notifikasi setiap aku update.

Salam sayang,
Meylisa Sahan (@akumeylisa_)

Comments